Following My Youtube Chanel Subscribe Now!

Tulang Rusuk

 

Kalimat ini multi tafsir. Jika dibaca tukang potong daging maka berarti tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk. Pun begitu ketika dibaca oleh ibu-ibu yang sedang belanja di pasar.

Jika kalimat itu ditanyakan kepada om google maka akan muncul bermacam-macam web dan blog yang menyimpan kata tulang rusuk.

Namun jika kata itu dibaca oleh kamu, Iya kamu yang sedang senyum-senyum sendiri itu , maka mengarah pada arti tulang rusuk yang diindikasikan oleh Rasulullah Saw.

"Berbuat baiklah pada para wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang namanya tulang rusuk, bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika engkau membiarkannya, tetap saja tulang tersebut bengkok. Berbuat baiklah pada para wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tulisan ini tidak bermaksud mensyarah hadis tulang rusuk tersebut. Al Faqir tidak mampu untuk itu. Lebih pasnya tulisan ini hanya cerita ketika bersilaturahmi ke rumah **** dalam rangka taaruf dengan pihak keluarga

***

"Assalamu'alaikum," sambil menunggu jawaban dari penghuni rumah.

"Waalaikum salam, ngeh monggo. Masuk mas."

Melihat ke arah depan terpasang foto Al Karim Almaghfirullah Romo Yai Haji Ustman bin Nadi Al Ishaqi, Pendiri dan Pengasuh Awal Ponpes Darul Ubudiyyah Raudlatul Muta'allimin Jatipurwo Semampir Surabaya.

Dari sana obrolan dimulai. Semuanya diceritakan bapak. Jatipurwo, Rangkah, Tanah Merah, Masjid, Jangkar. Semua tidak luput dari obrolan.

Banyak hikmah yang didapat. Termasuk cerita Abah yai Minan, pengasuh pondok pesantren Raudhatul mutalallimin saat ini, ketika menyambut tamu. menyodorkan kitab kepada tamu untuk dibaca dan dijelaskan kepada tamu lainnya.

Termasuk juga yang diceritakan adalah asal muasal pembangunan pondok oleh keturunan Yai Ustman. Beliau-beliau tidak mau jika tanah itu pemberian cuma-cuma. abna' yai Ustman lebih cendrung membeli tanah daripada menerima pemberian cuma-cuma. Hal ini dilakukan agar pengurus yang memangku jabatan di pesantren bisa diperbarui dengan lainnya. Jadi 'pemberi tanah awal' tidak bisa mendikte pengurusan pesantren. Keluarga ndalem masih bisa mengontrol dan merombak pengurusan jika diperlukan.

Banyak lah yang diceritakan.

Diakhir pertemuan bapak bilang dengan tulus dan jujurnya, "ngeh gini ini saya. begini karakter saya. Suka bercerita. Kalau sampean tidak silaturahim ke sini kan tidak tau karakter saya bagaimana" Sambil tertawa ringan.

"Saya sudah tidak bekerja, semuanya terserah anak saya ini." Sambil berisyarah ke belakang. Kita tertawa semua dan pamitan.

Di akhir tulisan ini penulis mau menutup dengan kutipan syair tanpo waton. Urip e ayem rumongso aman | Dununge roso tondo yen iman | Sabar nerimo snajan paspasan | aamiin.

Surabaya, Ahad 04 Muharram 1442 |  23 Agustus 2020 | 16.08 ️💐

Post a Comment

© Operator Santri. All rights reserved. Premium By Tech Bangla Info