Following My Youtube Chanel Subscribe Now!

Saya Santri. Kamu?



Malam minggu. Malam penuh hura-hura. Malam penuh keceriaan. Malam penuh kesenangan. Itulah yang terjadi di luar. Luar pesantren. Apa saja bisa terjadi. Perkara haram bukanlah pantangan untuk dikerjakan. Tanpa rasa takut pemuda-pemudi mengerjakannya secara berkelompok. Bahkan mereka bangga dengan apa yang dikerjakannya itu.
Ketika malam minggu berganti minggu pagi. Kegiatannya lain lagi. Cewek-cowok olahraga bersama. Berjalan bersama. Ngobrol bersama. Cewek-cowok gak ada bedanya. Kumpul dalam satu tempat.
Ketika malam Minggu dan Minggu pagi telah usai semuanya kembali semula. Yang punya kewajiban di kantor ya ngantor. Yang punya kewajiban di sekolah ya sekolah. Yang punya kewajiban kerja ya bekerja.
***
Di sini. Di Pesantren. Malam minggu, bukanlah malam yang istimewa. Suasananya biasa-biasa saja. Malam minggu sama dengan malam-malam biasanya. Gak ada hal yang luar biasa. Begitu juga dengan Minggu pagi.
Santri berjalan ke barat atau ke timur dengan membawa kitab. Dan itu merupakan  hal biasa. Santri duduk berkelompok dengan kitab yang menjadi tema pembicaraan adalah hal yang biasa pula. Santri duduk memegang rokok sambil bercerita dan kopi di hadapannya juga hal yang biasa. Santri makan dengan satu wajah juga hal yang biasa. Semuanya biasa saja. Gak ada yang lebih.
Ketika malam Jumat tiba inilah yang membuat rutinitas santri berbeda. Yang biasanya diisi dengan pengajian diganti dengan pembacaan diba’. Yang biasanya musyawarah diganti dengan duduk ngobrol. Begitu pula ketika Jumat pagi tiba. Sejak pembacaan surat al-kahfi hingga Munjiat.
***
Kayaknya, jika diteliti antara kegiatan santri yang ada di pesantren dengan bukan santri yang ada di luar pesantren ada kesamaan. Tapi persamaannya di sini hanya dalam segi sama-sama memiliki hari khusus untuk refresing.
Namun mereka yang di pesantren dengan yang bukan di pesantren tetaplah berbeda. Yang di pesantren meski kegiatannya dianggap biasa-biasa adalah kegiatan yang bernilai ibadah. Sedangkan mereka yang di luar pesantren, yang kegiatannya katanya luar biasa tidaklah bernilai ibadah.
Maka tidak salah jika yang di luar pesantren mengatakan santri adalah orang yang jadul, katrok, dan sebagainya adalah hal yang pantas. Sedangkan yang santri mengatakan orang yang di luar pesantren sebagai orang yang jarang gaul, fungky, dan sebagainya adalah hal yang wajar pula. Sebab keduanya memiliki perbedaan yang sangat nampak dimulai dari A hingga Z.

Ala Kulli hal. Berbanggalah menjadi seorang santri.

1 comment

  1. bener banget
© Operator Santri. All rights reserved. Premium By Tech Bangla Info