Aku mencoba mendekati
ibu yang yang sibuk dengan baju yang dijahitnya, namun aku tetap merayunya
dengan sapaan manjaku seolah aku rindu akan kasih sayangnya, maklum udah tiga
bulan gak pulang kerumah karena masih disibukkan dengan kuliah dan tugas-tugas
kampus yang senantiasa aku jalani di kota pendidikan. Sejenak aku berkata
seraya bertanya “ ibu….apa ibu sangat menyayangi ayah? Apa ayah melindungi ibu?
Apa ayah tetap menjaga kesetiaannya dikala ayah berada diluar?”. Ibu pun
berhenti menjahit dan meletakkan baju dan alat jahit yang dipegangnya, sejenak
beliau menatap mataku seakan beliau mencari tahu apa tujuan dari pertanyaanku.
Kemudian ibu tersenyum dan berkata “ anakku….ayahmu adalah orang pertama yang
ibu sayangi setelah orang tua ibu, ayahmu melindungi ibu tanpa ia pedulikan
dirinya sendiri, ketika kamu bertanya apakah ayahmu tetap menjaga kesetiannya
ketika ia berada diluar? Ibu husnudzon dan mempercayainya bahwa hati ayahmu masih
dan selalu bersama ibu”. Ibu mencoba meyakinkanku, namun aku pun tetap bertanya
seolah aku rindu akan nasehatnya, “ ibu…aku tau ayahlah lelaki nomor satu yang
akan selalu ada untukku baik suka maupun dukaku, ayah yang akan cemburu jika
aku dekat dengan lelaki lain karena ayah khawatir aku akan tersakiti, ayah
pulalah yang akan melindungiku, tulus menyayangiku, setia menungguku meski aku
sengaja atau tidak telah menyakiti atau pun berbuat kesalahan, tapi akankah ada
orang yang seperti ayah yang sanggup melindungiku, menyayangiku, tulus
mencintaiku?”. Ibu tersenyum kembali sambil menyisir dan merapikan rambutku.
“nduuuk…percaya dan dengarkanlah, Allah akan memperkenalkan seseorang yang baik
kepadamu jika kamu memperkenalkan dirimu kepadaNya, Allah akan menyiapkan
seseorang yang sholih untukmu jika kamu menyiapkan diri sebaik mungkin, Allah
akan mengabulkan permohonanmu jika kamu pandai merayuNya, percayalah tidak akan
sia-sia uasaha seseorang jika dia benar-benar berikhtiar, jadi rayulah Allah
dengan kalam sutramu agar kamu mendapatkan ridloNya, perkenalkanlah dirimu
kepada Allah dengan mengindahkan ibadahmu, tidak ada do’a yang tidak dikabukan
jika kamu ahli bercengkerama denganNya. Aku terdiam ketika ibu menyampaikan
bait-bait kalam syahdu yang terukir indah dan mengalun merdu. Aku baru sadar
bahwa PDKT dengan Allah lebih utama sebelum PDKT dengan ciptaanNya. Sungguh itu
adalah kalam sutra bagiku. Syukron ummi…!
eLLa