Sempat aku bertanya
apakah ini mimpi? Tidak, ini sepertinya nyata. Apakah aku bernostalgia? Tidak,
ini sepertinya realita dan ini pun tidak seperti biasanya. Dia menyapaku, dia
tersenyum padaku, dan mengajakku kedalam dunianya. “ hai laila…kemari duduk
disampingku, aku ingin bertanya tentang awan hitam dan langit kelam”. Dia mengajakku
sambil tersenyum, aku tertegun dan
terdiam kaku seolah ada yang ingin aku sampaikan namun hanya bisa aku
ungkapkan dalam hatiku. “ tidak, aku hanya mimpi, tapi kenapa semuanya terlihat
nyata. Suara itu, senyum itu, dan tatapan itu, mungkinkah? Aaah ini hanya
khayalanku mungkin sebentar lagi akan lenyap seperti sifatnya yang mudah datang
dan pergi”. Seruku dalam batinku. Namun dibalik semua itu terselip rasa bahagia
bisa bertemu dengannya dan bersenda gurau bersamanya. Sekali lagi suara itu
memanggil namaku, “ laila…..”. aku mulai percaya bahwa itu nyata. “ laila,
taukah kamu awan mendung yang menyelimuti langit kelam yang hilang akan kecerahannya
jika awan hitam itu terus bergelut menyelimuti langit itu? Taukah kamu makna dari
itu semua?”. Dia sambil menunjuk kelangit. Disana memang benar-benar mendung
seolah hujan akan menyapa kita dan mengusik kebersamaan kita saat itu. Aku pun
mencoba mencari tau maksud dari kata-katanya yang sulit untuk aku pahami. “yang
aku tau hanyalah langit cerah itu terselimuti mendung hitam, yang aku tau itu
adalah pertanda bahwa hujan akan turun”. Aku menjawab dengan jawaban lugu. Dia
tersenyum lagi lalu berkata, “ iya kamu benar, tapi semua itu adalah apa yang
aku rasakan, aku takut mendung atau pun awan hitam itu menghalangiku memandang
teduh wajahmu, aku takut hujan itu akan menghalangiku untuk menemuimu, aku
takut aku tak bisa melihat senyummu”. Kata itu memang sedikit gombal, namun aq
percaya dan aku pun tersipu malu dengan perkataannya, aku mulai merasa bahagia,
namun seketika itu aku merasakan leherku kaku, kakiku terasa sulit untuk
digerakkan, tanganku pun sulit untuk aku pindahkan, tiba-tiba terdengar suara
yang tak asing lagi seraya berkata, “ laila, laila….bangun solat lailnya udah
selesai…!”. Itu suara si Zainab yang dari tadi membangunkanku. Aku baru sadar
bahwa aku bermimpi dalam sujudku, aku terlelap tidur ketika sujud terakhirku
dan aku menyengis tersipu malu. Ternyata aku sempatkan untuk “Bertemu Dengannya
Dalam Celah Sujudku”. “ hahaha….aku tertawa sambil menertawakan diriku
sendiri”.
eLLa